Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pemasangan Acuan Desain Disposal

Gambar
Dalam melakukan pemasangan acuan desain pit, ada bebrapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Acuan yang dipasang adalah acuan crest, toe, dan crest toe. 2. Jarak pemasangan antar patok adalah kuarng lebih 10 - 20 m. (semakin rapat semakin baik). 3. Warna pita dan keterangan harus sesuai dengan standar pita survey / kebijkan dari masing -masing          perusahaan. 4. Untuk antisipasi terjadinya overdumping (secara horizontal) pada toe line disposal, dapat juga      dipasangkan toe line offset sesuai dengan kesepatan dengan pihak Pit Engineering & Produksi. 5. Untuk antisipasi terjadinya overdumping (secara vertikal), dapat dipasangkan patok cek elevasi               untuk membatu dalam mengontrol elevasi actual.  Detail Pemasangan, ilustrasi dan penulisan pada pita acuan desain pit dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tahapan Pemasangan : 1. Pasang Offset pita. 2. Pasang cek elevasi untuk control elevasi disposal.

STRIPPING RATIO

Gambar
     Tentunya kita tahu sendiri dari kata Stripping Ratio atau biasa di singkat dengan SR ini merupakan hasil perbandingan antara jumlah waste/overburden yang dikupas dengan jumlah batubara yang terambil atau biasa disebut juga dengan besarnya volume tanah penutup yang harus di bongkar untuk mendapatkan 1 ton batubara. Jenis Stripping Ratio   Ada Tiga Jenis Nisbah Pengupasan : Nisbah Kupas Pulang Pokok (Break Event Stripping Ratio) merupakan perbandingan antara jumlah biaya penggalian batubara dengan biaya penggalian tanah penutup. Nisbah Kupas Instanteneous merupakan untuk pengembangan renana penambangan yang nilainya lebih kecil dari nilai Break Event Stripping Ratio setelah menentukan bahwa akan digunakan metode tambang terbuka. Nisbah Kupas Ekonomi merupakan besar keuntungan yang diperoleh apabila cadangan tersebut ditambang dengan metode tambang terbuka, maka akan diektahui SR yang menjadi tertinggi yang dapat ditambang dengan metode tambang terbuka yang

LAND CLEARING

Gambar
       Tentunya kita semua tahu dari tahapan penambangan itu ada proses dimana dimulainya Prospeksi (penyelidikan umum), Exploration (Kegiatan eksplorasi untuk mengetahui sumber daya), Feseability stud/ Studi Kelayakan Tambang (Evaluasi), Development, Penambangan, Pengolahan Serta Penjualan.        Dari di atas apabila sumber daya bernilai ekonomis dari segi kualitas, kalori, stripping ratio danlain sebagainya maka hal yang pertama dilakukan untuk melakukan kegiatan penambangan maka dilakukannya Land Clearing. dimana meliputi sebagai berikut : 1. Kegiatan Land Clearing  a. Under Brushing merupakan kegiatan pemotongan pohon yang berbobot maksimal 30 cm.    b. Felling & Cutting merupakan kegiatan penumbangan pohon yang berbobot maksimal 30 cm. c. Pillling (Penumpukan) merupakan kegiatan penumpukan kayu-kayu yang ditumpukkan menjadi          tumpukan kayu menjadi satu dengan jarak tertentu. d. Burning (Pembakaran) kayu yang telah ditumbangkan dan cuku

MANAGEMENT STOCKPILE

Gambar
M anagement stockpile adalah proses pengaturan atau prosedur yang terdiri dari pengaturan kualitas dan prosedur penumpukan batubara di stockpile . Hal ini dilakukan sebagai upaya agar batubara yang diproduksi dapat dikontrol, baik kualitasnya maupun kuantitasnya. Selain itu manajemen stockpile juga dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang mungkin muncul dari proses handling atau penanganan batubara di stockpile , seperti hujan, debu saat musim kering, atau swabakar yang disebabkan terbakarnya batubara di stockpile . Pengaturan penimbunan batubara sangat penting karena hal ini terkait dengan masalah pemeliharaan kuantitas dan kualitas batubara yang ditumpuk di stockpile . a.  Desain Stockpile      Desain suatu stockpile akan ditentukan atau bergantung pada : a.      Kapasitas volume batubara yang akan dikelola b.     Jumlah pengelompokan kualitas yang akan dijadikan main product c.      Blending system yang akan diterapkan d.     Sistem penumpukan / stacking system y

EFISIENSI PENURUNAN AIR DI SUMP TAMBANG

Gambar
Volume air yang berada di sump telah menyentuh batas critical point dimana air telah meluap ke front penambangan yang akan mengakibatkan menganggunya proses kegiatan produksi serta menyebabkan mengurangi umur alat berat. Study Kasus  Diketahui volume air yang berada di sump yaitu 13.849.53 m3  yang berada di atas critical point yaitu berada di level 159 MDPL, sedangkan level air seharusnya berada di level 152 MDPL dengan kedalaman sump 7 m sehingga air yang di sump meluap ke coal expose. direncanakan ada 1 unit pompa yang akan di letakkan di sump tersebut, dengan waktu pemompaan 20 jam/hari serta debit air yang akan keluar sebesar 85 liter/detik. Diketahui : Volume Sump                                    = 13.849.53 m3   (Data Mine Survey) Jumlah Pompa                                   = 1 Unit Debit Pemopaan                                = 85 liter/detik (Sesuai dengan spesifikasi alat) Working Hour (WH) Pompa             = 20 jam/hari Penyelesaian : 1 jam   

MINE DEWATERING

   Kali ini saya akan membahas tentang Mine Dewatering, dimana sistem dewatering ini sangat penting di dalam dunia pertambangan bayangkan jika keadaan front kerja banyak nya air yang menggenangi maka dari itu proses kegiatan penambangan akan terganggu maka akan banyaknya waktu yang terbuang, baiklah mari kita bahas : Sistem Penyaliran       Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah mengeringkan atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air yang berlebihan terutama disaat musim hujan. Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1.                   Main Drainage Merupakan metode inconvensional untuk mencegah masuknya air kedaerah penambangan. Hal ini umumnya dilakukan penanganan terhadap air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Cara yang biasa digunakan untuk m